
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 7 min read
Changpeng Zhao (CZ), Co-Founder sekaligus mantan CEO Binance, menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki akun di Telegram. Ia menyebut seluruh akun yang menggunakan namanya di aplikasi pesan instan tersebut adalah palsu.
Dalam postingan X pada Senin (22/9/2025), CZ menuliskan bahwa dirinya tidak pernah menggunakan Telegram. Ia menambahkan, alasannya bukan karena menolak platform tersebut, melainkan karena pengalaman pribadi yang dibanjiri pesan spam hingga membuat perangkatnya melambat.
CZ bahkan mengaku sudah pernah menyampaikan keluhan ini secara langsung kepada Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO Telegram.
Baca juga: Changpeng Zhao Dukung Peluncuran Token DEX Aster, Penantang Baru Hyperliquid
Menanggapi pernyataan CZ, Pavel Durov menyebut bahwa masukan dari Zhao justru berkontribusi pada lahirnya fitur baru di Telegram yang dirancang untuk melindungi figur publik dari spam.
“Saran Anda untuk memberikan opsi paywall di kotak masuk adalah ide yang bagus. Kini figur publik dapat menggunakan Telegram tanpa khawatir dibanjiri pesan,” tulis Durov.
Telegram sendiri merilis sejumlah pembaruan pada Maret 2025, termasuk fitur filter pesan masuk, halaman informasi khusus untuk percakapan pertama agar pengguna terhindar dari penipuan, serta Verification Platform 2.0 untuk membantu startup menekan biaya verifikasi.
Selain itu, Telegram juga memperkenalkan sistem berbasis mata uang internal bernama Stars. Melalui mekanisme ini, pengguna bisa menghadiahkan langganan Premium kepada orang lain sekaligus menetapkan biaya agar pesan langsung dari luar kontak tetap bisa masuk.
Dengan sistem ini, tarif pesan dari luar kontak bisa ditetapkan hingga 10.000 Stars, setara US$130. Penerima pesan juga dapat melihat detail pengirim, mulai dari negara asal, grup bersama, umur akun, hingga status verifikasi. Menurut Telegram, langkah ini bukan hanya melindungi privasi figur publik, tetapi juga memberi peluang monetisasi popularitas mereka.
Meski begitu, tidak semua pihak yakin bahwa tarif 10.000 Stars cukup efektif untuk menangkal spam. Seorang pengguna X 0xdamx menilai fitur tersebut sudah cukup memberi kendali penuh atas kotak masuk. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa jumlah itu masih terlalu kecil dan tetap sanggup dibayar oleh spambot maupun scammer.
Perdebatan ini memperlihatkan bahwa meski Telegram sudah menghadirkan solusi baru, optimalisasi fitur anti-spam masih menjadi tantangan besar, terutama bagi tokoh publik dengan jutaan pengikut.
Baca juga: Changpeng Zhao Desak Platform Kripto Hadirkan Fitur Warisan Digital
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Universidadmoderna hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Universidadmoderna Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.